Membawa Al-qur’an maksudnya siapa saja yang memiliki semangat untuk membaca, menghafal maupun menjaga keutuhan Al-qur’an. Saya
bukan seorang penghafal al-qur’an 30 (tiga puluh) juz, namun hanya kesadaran sebagai seorang muslim yang
meyakini Al-qur’an adalah panduan hidup, sehingga tanggung jawab akan al-qur’an merupakan bagian dari kewajiban
seorang muslim, baik untuk membaca, menghafal maupun mengamalkan isi al-qur’an itu. Dan
yang lebih penting adalah bagaimana adab kita dalam mengaplikasikan al-qur’an.
Wajar seorang nabi Muhammad Saw, terkenal dengan seluruh sifatnya adalah sifat Al-qur’an, karena mulai dari tutur kata, tingkahlaku, dan pergaulan beliau merupakan cerminan
dari Al-qur’an itu sendiri.
Al-Imam Muhammad Al-Ajurri Al-Baghdadi rahimahullah menjelaskan Akhlak
Ahlul Quran didalam kitab beliau Akhlaq Hamalah Al-Quran, kata beliau
rahimahullah :
Pertama-tama
yang harus dicamkan oleh Ahlul Quran :
1. Hendaklah ia bertakwa kepada Allah,
baik itu sendirian maupun bersama orang banyak, dengan bersikap wara' dalam
makanan, minuman dan pekerjaan nya.
2. Dia senantiasa mencermati zaman dan
orang-orang yang rusak ditengah menjalaninya, lalu menjaga diri dari mereka
dengan tetap memegang teguh agamanya.
3. Dia siap menghadapi segala masalah
yang menghadang-hadanginya dan bercita-cita untuk melakukan perbaikan terhadap
kekurangan yang ada pada urusan nya.
4. Dia menjaga lisan nya dan
berhati-hati dalam berbicara. Jika dia harus angkat suara, dia berbicara dengan
ilmu. Dan jika dia mesti diam, maka diamnya pun diatas ilmu, tentu dengan
meyakini bahwa diam adalah tindakan yang benar. Dia menghindari obrolan yang
tidak berguna. Dia lebih takut terhadap lisan nya ketimbang takut kepada
musuhnya. Dia mengekang lisan nya seperti mengekang musuhnya, agar terhindar
dari kejahatan dan akibat buruk yang ditimbulkan nya.
5. Dia sedikit tertawa terhadap sesuatu
yang biasanya menjadi bahan tertawaan manusia, karena buruknya akibat yang
ditimbulkan nya (dari tertawa yang berlebihan). Jika dia merasa senang akan
sesuatu yang selaras dengan hatinya, dia cukup tersenyum. Dia tidak suka
bercanda, karena bisa terjerumus dalam main-main. sehingga jika dia bercanda,
candanya bukanlah kedustaan.
6. Wajahnya cerah dan ucapan nya sopan
(dan santun).
7. Tidak pernah dia memuji kelebihan
yang ada pada dirinya, apalagi terhadap sesuatu yang tidak dia miliki.
8. Dia sangat berhati-hati agar tidak
terjerumus oleh hawa nafsu yang dapat mendatangkan murka Rabb nya.
9. Tidak pernah dia menggunjing
seorangpun, tidak pula hasad, bahkan tidak pernah meremehkan orang lain.
10. Dia tidak bergembira dengan musibah -yang menimpa
ornag lain- dan tidak menzalimi siapapun.
11. Dia tidak berburuk sangka kepada siapapun kecuali
kepada yang berhak.
12. Irinya berlandaskan ilmu dan tidak berhenti mencari
hakikat (kebenaran) dengan dasar ilmu.
13. Dia menjadikan al-Quran, as-Sunnah dan Fiqih sebagai
petunjuk jalan nya menuju akhlak yang baik lagi menarik.
14. Ahlul Quran juga menjaga anggota tubuh nya dari
hal-hal yang dilarang. Jika berjalan, dia berjalan dengan ilmu. Jika duduk, dia
duduk dengan ilmu. Dia berusaha semaksimal mungkin agar manusia aman dari
gangguan lisan dan tangan nya.
15. Dia tidak bodoh, tetapi jika dianggap bodoh oleh orang
lain, dia tetap santun.
16. Dia tidak zalim, tetapi jika dizalimi, dia memaafkan.
17. Dia tidak menganiaya siapapun, tetapi jika dia
dianiaya orang lain, dia bersabar.
18. Dia menahan amarahnya demi mengharapkan ridha Tuhan
nya dan membuat marah musuhnya.
19. Dia bersikap tawadhu'. Jika disampaikan kebenaran
kepadanya, dia menerimanya, baik dari anak kecil maupun orangtua.
20. Dia hanya memburu kedudukan tinggi dihadapan Allah
Subhanahu wa ta'ala, bukan dihadapan makhluk.
21. Dia benci kesombongan karena takut jangan-jangan
mencelakai dirinya.
22. Dia tidak mencari makan dengan al-Quran, tidak senang
jika seluruh keperluan dirinya dipenuhi dari ucapah mengajar al-Quran. Dia
tidak menggunakan al-Quran untuk merayu hati para penguasa, dan tidak
bermajelis al-Quran bersama orang-orang kaya saja, agar mereka menghormatinya.
(Tetapi dia bermajelis bersama semua orang).
23. Dia Qanaah dengan sedikit rezeki dan merasa cukup.
24. Dia waspada terhadap dunia yang akan melalaikan nya.
25. Dia senantiasa mengikuti kewajiban dalam al-Quran dan
Sunnah.
26. Dia mewajibkan dirinya berbakti kepada kedua orangtua.
Maka, dia menunjukkan rasa hormat kepada mereka berdua, merendahkan suaranya
dihadapan mereka, mempersembahkan hartanya kepada mereka, memandang keduanya
dengan penuh pemuliaan dan kasih sayang, mendoakan keduanya agar tetap
baik-baik saja, membalas kebaikan keduanya ketika mereka sudah tua, tidak
merasa bosan terhadap mereka dan tidak menghindari mereka. Jika kedua
(orangtua) nya, meminta tolong untuk melakukan suatu ketaatan, dia membantu mereka.
Namun jika keduanya meminta tolong untuk melakukan suatu kemaksiatan, dia tidak
membantu tetapi tetap bersikap lemah lembut terhadap mereka dalam penolakan nya
tersebut. Dia menjaga adab terhadap keduanya, agar mereka mengurungkan niat
melakukan hal- hal buruk yang tidak berfaedah bagi mereka.
27. Dia senantiasa menyambung tali persaudaraan dan tidak
suka memutuskan nya. Jika ada yang memutuskan hubungan dengan nya, maka dia
tidak berbuat hal yang sama.
28. Dan jika ada yang berbuat maksiat kepada Allah dalam
bergaul dengan nya, dia tetap mentaati Allah dalam pergaulan nya.
29 Dia bergaul dengan orang-orang beriman atas landasan
ilmu, dan majelis bersama mereka dengan landasan ilmu. Orang yang berteman
dengan nya mendapatkan manfaat.
30. Dia bersikap sopan terhadap teman duduknya
(sepergaulan nya).
31. Dia tidak menghina orang yang berbuat salah dan tidak
mempermalukan nya.
32. Dia bersikap lembut (dan tetap tegas) dalam segala
urusan, sabar dalam mengajarkan kebaikan, menyayangi para pelajar, membuat
majelis jadi ceria. Bermajelis dengan nya mendatangkan kebaikan.
33. Dia memperlakukan orang yang duduk bersamanya dengan
adab al-Quran dan Sunnah.
34. Keinginan nya bukanlah kapan dia mengkhatamkan satu
surah. Tetapi keinginan nya adalah kapan dia merasa cukup dengan Allah dan tidak
membutuhkan yang lain nya.
35. Dia selalu bertanya, "Kapan saya menjadi orang
yang bertakwa? Dan kapan saya menjadi orang baik?"
Barokallah fiikum, semoga bermanfa'at
0 komentar:
Posting Komentar